Teori Pelembagaan Partai Politik Huntington

Teori Pelembagaan Partai Politik Huntington

wk@gippDari beberapa pemikiran tentang pelembagaan partai politik, pemikiran Samuel P. Huntington baik untuk kita perhatikan terlebih dahulu. Huntington mendasari pemahaman pelembagaan partai politik dengan terlebih dahulu memahami persoalan stabilitas politik dengan menekankan adanya suatu “tertib politik” (political order), yang mengacu pada kondisi stabilitas politik, sebagai tujuan dalam pembangunan politik. Tertib politik ini dapat dicapai tergantung pada pembangunan lembaga politik dan mobilisasi kekuatan sosial-baru di bidang politik[1]. Maka, sebagai pembuka bagi keseluruhan gagasan “tertib politik” ini, Huntington memulainya dengan kajian pelembagaan politik (political institutionalization).

 

Bagi Huntington, kajian pelembagaan (institusionalisasi) ini penting. Ia melihat tertib politik dan stabilitas politik mengalami kesenjangan dan kemerosotan dengan ditandai dengan melemahnya wewenang dan legitimasi pemerintahan, terutama di kawasan Asia, Afrika dan Amerika Latin. Ketidakstabilan ini, menurut Huntington, disebabkan oleh derasnya perubahan  sosial dan cepatnya mobilisasi kelompok-kelompok baru yang melibatkan diri di bidang politik namun dibarengi dengan lambannya proses perkembangan lembaga-lembaga politik. Tingginya angka mobilisasi sosial dan perluasan partai politik berbarengan dengan rendahnya angka organisasi dan pelembagaan politik, sehingga menimbulkan ketidakstabilan dan kekacauan politik. Masalah politik yang utama adalah pembangunan lembaga politik tertinggal di belakang perubahan sosial dan ekonomi[2].

 

Samuel P. Huntington, dalam buku “Political Order in Changing Societies”, memaknai pelembagaan (lembaga politik) sebagai proses dengan mana organisasi dan tatacara memperoleh nilai baku dan stabil[3]. Tingkat pelembagaan setiap sistem politik dapat ditentukan dari segi kemampuan untuk menyesuaikan diri, kompleksitas, otonomi, dan keterpaduan organisasi dan tatacara. Menurut Huntington, pelembagaan organisasi dan tatacara tertentu di dalam sistem politik dapat diukur dari ukuran-ukuran: penyesuaian diri – kekakuan, kompleksitas – kesederhanaan, otonomi – subordinasi, dan persatuan – perpecahan, yaitu [4]:

Kesatu,

Penyesuaian Diri dan Kekakuan. Makin mudah menyesuaikan diri, organisasi makin tinggi tingkat pelembagaannya. Dan kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri, dapat diukur dari (a) usia organisasi. Dan usia ini diukur dari perhitungan kronologis (makin tua organisasi, makin tinggi tingkat pelembagaannya); (b) usia generasi (makin sering suatu organisasi mampu mengatasi masalah suksesi dengan luwes, makin tinggi tingkat pelembagaannya); (c) fungsi (makin mudah menyesuaikan diri tethadap perubahan lingkungan dengan mengubah fungsi, makin tinggi tingkat pelembagaannya).

 

Kedua,

Kompleksitas dan Kesederhanaan. Makin kompleks organisasi, makin tinggi tingkat pelembagaannya.

 

Ketiga,

Otonomi – Subordinasi. Yaitu sejauh mana organisasi politik dan prosedur tidak tergantung dari kelompok sosial dan metode perilaku yang lain.

 

Keempat,

Kesatuan dan Perpecahan. Semakin terpadu dan utuh suatu organisasi, semakin tinggi tingkat pelembagaannya.

 

Pelembagaan politik, menurut Huntington, menentukan stabilitas sistem politik, bersama-sama dengan kualitas partisipasi politik. Dikatakannya, stabilitas politik tergantung pada hubungan (rasio) antara derajat partisipasi politik dan pelembagaan politik[5]. Instabilitas, adalah pertanda bahwa masyarakat tidak memiliki komunitas politik sementara partisipasi politik bergerak jauh lebih cepat daripada pelembagaan politik. Masyarakat yang maju dan tertib memiliki pola pelembagaan kekuasaan yang tegas dan stabil serta selaras dengan  tingkat partisipasi politiknya[6].

 

Gagasan utama tentang konteks pelembagaan partai politik dalam sistem politik untuk menyumbang terciptanya political order sebagaimana dikemukakan Huntington ini, saya ringkas dalam tabel yang dapat digunakan sebagai kerangka analisis (framework for analysis) pelembagaan partai politik.

 

Analisis Pelembagaan Partai Politik Huntington

Gagasan Utama

Samuel P. Huntington

Konteks Pelembagaan Parpol –    Tertib politik-    Sistem politik-    Stabilitas politik-    Partisipasi politik
Pelembagaan Partai Politik –  Nilai baku.-  Stabil.
Parameter Pelembagaan Parpol Kemampuan partai politik:

  1. Menyesuaikan diri (usia organisasi, usia generasi, fungsi).
  2. Kompleksitas.
  3. Otonomi.
  4. Keterpaduan organisasi dan tatacara
Implikasi parameter pelembagaan partai politik
  1. Kemampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan (tidak sebatas melaksanakan fungsi partai).
  2. Diferensiasi sub-unit organisasi (hirarki – fungsional).
  3. Tidak tergantung dari organisasi politik dan metode perilaku yang lain.
  4. Keutuhan organisasi.
Efek implikasi parameter pelembagaan partai politik
  1. Kemampuan partai dalam mengelola organisasi internal (stabilitas internal, demokrasi internal, konsensus).
  2. Hubungan antar-partai.
  3. Peran dalam sistem politik.

Sumber: Huntington,  Political Order in Changing Societies

 

Dari rumusan Huntington, semakin partai mampu menunjukkan derajat parameter pelembagaan yang tinggi, semakin melembaga partai tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan kemampuan partai dalam mengelola organisasi internal, hubungan antar-partai dan peran dalam sistem politik. Sebagai “frame for analysis”, darinya dapat diturunkan beberapa alat analisis pelembagaan partai politik yang lebih teknis dan terukur sehingga “apa-apa yang harus dilakukan partai politik” agar lebih melembaga akan menjadi lebih jelas.***

 


Bacaan lain:
Rumusan Randall Tentang Pelembagaan Partai Politik
Menghadapi Pemilu 2019, Manakah Yang Lebih Stratejik Bagi Partai Politik: Pembenahan Institusional Ataukah Kemampuan Elektoral?
TIPS MEMBACA BUKU TEKS SECARA LEBIH EFEKTIF